Semarak Surabaya Vaganza Pemersatu Masyarakat Dalam Rangka HJKS 2018 (Ke-725)

Semarak Surabaya Vaganza Pemersatu Masyarakat Dalam Rangka HJKS 2018 (Ke-725)

Kebudayaan adalah identitas nasional yang mampu mempersatukan bangsa, kalimat yang terus melekat dalam benak. Banyak hal yang didapatkan pada pagelaran budaya, oleh karena itu saya berusaha untuk mendatanginya. Seperti halnya pada acara Parade Bunga dan Budaya di Surabaya pada 6 Mei 2018 Minggu Pagi tepatnya. Matahari mulai menampakkan sinarnya, jam 05.45 saya bergegas untuk berangkat dari Bangkalan mengendarai motor menuju Gedung Siola untuk parkir  motor di lantai 5. Dilanjutkan dengan perjalanan menuju ke garis start menggunakan Ojek Online. Dari kejauhan depan tugu pahlawan sudah mulai terlihat keramaian penonton untuk menyambut parade tersebut.

Start Surabaya Vaganza
Start Surabaya Vaganza 2018

Parade Bunga dan Budaya merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh pemerintah Kota Surabaya dalam memperingati HJKS (Hari Jadi Kota Surabaya), pada ulang tahunnya yang Ke-725 ini, acara tersebut dikemas dengan nama baru yaitu Surabaya Vaganza yang mana lebih meriah karena jumlah peserta yang membludak dibandingkan pada tahun kemaren. Bulan mei adalah bulan spesial bagi Masyarakat Kota Surabaya, dimana terlahir  Sebuah Kota di Ujung Timur yang merupakan saksi sejarah dalam memperjuangkan NKRI. Acara ini merupakan salah satu rentetan yang diselenggarakan dalam memperingati HJKS ke 725, Semua kalangan membaur menjadi satu mulai dari para remaja, lansia hingga anak kecil yang penuh semangat menyambut iring-iringan itu. hal ini membuktikan bahwa budaya adalah pemersatu bangsa.

Parade ini diberangkatkan oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Tak lupa sebelum arak-arakan berangkat, sepatah dari bu rismapun di berikan yang berisi tentang harapan kepada semua warga Surabaya. “Kita harus memegang teguh bahwa kita ini adalah kota tempat para pejuang lahir, kota perjuangan,” Dalam pidatonya, Tak hanya itu, kepada pemuda Surabaya, Bu Risma berpesan untuk tak mudah menyerah dan putus asa dalam menghadapi setiap permasalahan serta jangan lari kalau ada masalah, kita hadapi bersama untuk menyelesaikannya.

Paskibraka dan Pembawa Bendera
Paskibraka dan Pembawa Bendera

“Meski kita kota metropolitan, kita harus memegang apa-apa dulu yg diwariskan para leluhur, yakni kehidupan bergotong royong,” Ujar Bu Risma saat memberangkatkan peserta parade di depan Tugu Pahlawan, Jalan Pahlawan Surabaya Keberangkatan diawali Paskibraka Kota Surabaya yang disusul tabuh genderang dari Drum Band persembahan SMPN 1 Surabaya yang pernah menyabet Juara Nasional.

 

Peserta Menuju Garis Start
Peserta Menuju Garis Start

Parade ini adalah ajang bagi kita untuk memperkenalkan kebudayaan yang memiliki keberagaman kepada para penerus bangsa yaitu adik-adik. bagaimana tidak? ada sekitar 83 peserta pada parade kali ini, mulai dari Perguruan Tinggi, Instansi Pemerintah dan Perusahaaan swasta, Komunitas hingga Kebudayaan dari daerah Nias, Madura, Minang, Lampung, Bali, Bogor, Papua, India, Maluku Barat Daya, Tapanuli, Sulawesi Selatan.

Kebhinnekaan sangat terasa pada acara tersebut, etnis dan ras dari berbagai daerah ikut meramaikan, seperti halnya Madura (Tempat Kelahiran) yang ikut serta dalam memeriahkan acara yang megah ini, dengan membawa celurit, pecot dan baju pak sakera (merah putih) yang menjadi ciri khas dari pulau Madura. Gelaran acara ini dimulai dari depan Tugu Pahlawan menuju Jalan Kramat Gantung hingga ke kawasan Darmo dan finish di taman bungkul atau sekitar 6,4 km.

Di sepanjang parade terlihat raut wajah penonton yang ceriah dan antusias melihat, “Bagaimana gak seneng, biasanya kan di jalan ini cuma ada kendaraan yang macet” ujar salah satu warga saat ditanya tentang acara ini. Acara seperti ini hal yang ditunggu masyarakat Surabaya ditengah kesibukan kota metropolitan. Perlu kalian tau gengs, kebudayaan dari berbagai daerah diikutsertakan dalam acara ini, seperti halnya kelompok etnik papua yang turut meramaikan acara tersebut, dengan ciri khasnya yaitu membawa busur hingga tombak yang menari nari disepanjang jalan dengan iringan lagu sinangga tulo. Sorak dari penonton pun tumpah, tak mengenal darimana dia, tak mengenal siapa dia, semua menikmati dan ikut menari saat alunan lagu sinangga tulo diputar.

Reog Ponorogo di Surabaya Vaganza
Reog Ponorogo di Surabaya Vaganza
Jalan Tunjungan Surabaya Vaganza
Selfie Saat Acara Surabaya Vaganza 2018

Acara seperti ini bukan hanya sekedar hiburan semata, namun sebagai media etalase budaya dalam memperkanalkan kepada dunia serta upaya promosi, selain itu banyak arti dan makna yang dapat dipetik didalamnya. Contohnya, pada barisan drum band, kita dapat memetik hikmah bahwa apabila melakukan dengan bersama-sama dan kompak tujuan serta hasil yang bagus pasti kita dapatkan. itu salah satu hikmah yang tersirat.

Lain halnya dengan barisan drum band, kita sedikit berpindah pada barisan reog, pada parade kali ini barisan reog ponorogo berlambai dengan rapi mulai dari karakter (tokoh) Jathil, warok, Kelana Sewandana, Ganongan hingga beberapa Dadak merak yang memperlihatkan ketangguhannya dalam mengibas-ngibaskan kepalanya yang berbulu merak. Komunitas unik pun tak kalah, mereka menunjukkan kepada dunia bahwa peninggalan seperti sepeda tua masih dilestarikan di Kota Surabaya, sepeda tua dengan berbagai tipe dan ciri khas turut serta meramaikan acara tersebut.

Berbagai latar belakang budaya, etnis, dan masyarakat berbaur menjadi satu demi menyajikan atraksi yang menarik, edukatif dan atraktif bagi warga Surabaya. Hal ini mencerminkan Indonesia yang beraneka ragam, alangkah indahnya apabila kita bisa beriringan dan saling bertenggang rasa seperti ini, demi mewujudkan Indonesia Luar Biasa.

Eits, tak hanya dari kubuh peserta, antusiasme warga Surabaya tak luput dari sorotan saya, canda, tawa, hingga sorakan tak pernah henti meski terik matahari yang begitu panas. Hilir mudik penonton terus berdatangan untuk berebut berada didepan.

Petugas Mengamankan Surabaya Vaganza

Pasukan Pengaman, Mengamankan Jalannya Acara
Pasukan Pengaman, Mengamankan Jalannya Acara

Suksesnya acara tidak lepas dari andil petugas pengamanan yang sabar dalam menertibkan para penonton yang bejibun untuk melewati garis pembatas, “Suwun, Rek. Wani tertib,” itu salah satu imbauan yang tertulis diselembar kertas didada petugas. Terik matahari yang menyengat dan jam menunjukkan angka 10.30, menandakan acara sudah usai. Barisan Mobil dan truk kebersihan dengan sigap berada di belakang peserta membersihkan sampah sampah yang ditinggalkan oleh penonton.

 

Petugas Kebersihan

Sekian dulu celoteh dari saya, semoga Kota Surabaya menjadi Ibu Kota Jawa Timur Yang Mendunia dan semakin maju dari berbagai sektor. Terus lestarikan budaya dalam inovasi yang berkelanjutan hingga anak cucu kita. Selamat Hari Jadi Kota Surabaya yang Ke-725!

Video Hasil Rekaman Sendiri: Kemeriahan Surabaya Vaganza Dalam Rangka HJKS 2018

1 Comments

  1. keren banget acaranya gan, ane salut sama acara kmrn itu, ane baru pertama kali nonton hehehhe

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *